Perempuan Berparas Cantik itu Ternyata Ibuku

Terasa begitu indah hingga rasanya tak bisa aku ceritakan kepada siapapun apa yang aku alami, walaupun di dalam mimpi

Suasana begitu terasa damai, tenang dengan aliran air yang jernih mengalir di bawah tempatku duduk. Burung-burung putih bersih kelihatan bermandi cahaya pagi dengan nyanyian yang terdengar menambah segarnya tempat itu.

Sesaat aku terkesima dengan kehadiran sosok perempuan yang begitu cantik, belum pernah aku melihat paras muka dan postur tubuh wanita seperti dia. Tak ada goresan make up di mukanya, bedak pun tak sebutir menempel di kulit wajahnya yang segar bercahaya.

Rambutnya bergelombang menjuntai sepunggung, ada ikatan pada pangkalnya berwarna hitam. Ada perasaan yang mengatakan aku mengenalnya, entah dimana.

Ia tersenyum sangat manis kepadaku, tangannya melambai memanggilku. Aku tertegun, apakah benar ia melambai kepadaku?

Sesaat aku baru tersadar, tak ada orang lain di tempat itu selain aku dan dia. Aku yakin kalau lambaian itu memang tertuju kepadaku. 

Sekali lagi, ia melambai dan memanggil namaku. Suaranya begitu lembut seperti pernah aku dengar sebelumnya. Aku semakin heran, dari mana ia tahu namaku.

Aku menuruti apa yang ia katakan, untuk duduk di sebelahnya. Ia kemudian bercerita kalau dulu, ia mempunyai 9 anak, 3 perempuan dan 6 laki-laki. Sayang sekali, satu anak laki-laki tidak bisa merasakan dunia remaja. Ia harus kalah berjuang melawan sakitnya dan harus pergi menghadap Sang Pencipta mendahului saudara-saudaranya.

Aku mulai bergetar, kakiku terasa lemas untuk berdiri. Aku adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara. Ada 3 orang kakak perempuan, 3 kakak laki-laki dan 1 adik laki-laki. Menurut cerita, ada seorang kakak laki-laki yang meninggal saat usia 2 tahun. Berarti aku 9 bersaudara, sama seperti yang diceritakan perempuan itu.

Aku belum bisa mempercayai bagaimana seorang wanita muda, cantik seperti dia telah melahirkan 9 orang anak. 

Seperti mengerti apa yang aku pikirkan, perempuan itu berkata lagi kalau di sini tidak ada yang terlihat tua. Semua akan kembali muda, terlihat segar dan cantik rupa dan lakunya.

Kita dipertemukan lagi di sini, kata perempuan itu melanjutkan pembicaraan. Aku merindukan semua anak-anakku, termasuk kamu untuk berkumpul lagi di sini. Hari ini aku menemui kamu di sini, kelak akan datang kakak-kakak dan adikmu. Aku akan menunggunya. 

Aku mematung, seluruh tubuhku bergetar. Ia mencoba mengatakan kalau ia adalah ibuku, ibu dari kakak dan adikku.

Rasa bahagia yang begitu kuat mulai merayapi segala urat nadiku. Aku histeris, tapi mulutku terkunci. Hanya hatiku yang berteriak hebat menyelimuti indahnya pertemuan yang sangat lama aku rindukan. Pertemuan dengan ibuku setelah puluhan tahun berpisah.

Perempuan itu tersenyum lebar, cantik sekali gigi putih yang berbaris rapi terlihat di balik senyumnya. Ia kemudian tak berkata-kata lagi, hanya wajahnya yang berbinar terus memandangku. Aku begitu hanyut dalam luapan rasa bahagia itu. 

Aku terpejam, sesaat kemudian terbangun dan perempuan itu sudah tak ada di sampingku lagi. Kudapati, dua anakku yang pulas tertidur di sampingku.

Akan aku tanyakan sejuta kenangan masa kecilku kepada beliau jika diberi kesempatan untuk bertemu dengannya sekali lagi dalam mimpi-mimpiku yang lain.

Komentar