Cinta Adalah Apa Yang Kita Ingin Dapatkan

Cinta Adalah Apa Yang Kita Ingin Dapatkan 

Masihkah kita berteguh pendirian, mencintai untuk kebahagiaan orang yang kita cintai?

Ketika seorang sedang mengalami jatuh cinta, maka tombol-tombol perasaan bermunculan di dirinya. Ia lebih mudah bahagia jika apa yang ia harapkan terpenuhi. Bukan main bahagianya mendapati seorang yang ia cintai sekadar mau menemani jalan pulang. Pun lebih mudah marah, ketika yang ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Perasaan itu sering disebut sebagai cemburu. Cemburu tidak selalu berkaitan dengan adanya orang lain di dalam sebuah hubungan. Cemburu merupakan sebuah rasa yang diakibatkan oleh berpalingnya perhatian seseorang yang kita cintai kepada hal lain. Bisa berupa benda, aktifitas, maupun orang lain seperti umumnya orang memahami pengertian cemburu.

Jika seseorang yang kita cintai menomorduakan kita karena aktifitas yang ia lakukan, maka kita cemburu terhadap aktifitas dia.

Jika kita kekeh dengan arogansi diri kita, bahwa aku mencintai karena ingin membahagiakan dirinya. Coba renungkan lagi. Kenapa kita bersembunyi di balik jargon tentang cinta yang sama sekali tidak ada yang mempraktikannya di kehidupan nyata.

Bayangkanlah jika pasangan kita menyukai orang lain dari pada diri kita. Apa yang kita rasakan? Obyektif-nya, kita merasa tersakiti. Apa yang menyebabkan kita merasa tersakiti? karena kita berharap bahagia, gembira ketika kita mencintai pasangan kita.

So.. bagaimana kalau ada seseorang yang merelakan kekasihnya bersama orang lain? Jika ini benar-benar ada dan muncul dari hatinya, tanpa ada rasa sakit. Maka pertanyaannya, apakah ia merelakan kekasihnya karena ingin kekasihnya bahagia bersama orang lain, karena jargon lain dalam sebuah kisah cinta adalah "apapun akan kita lakukan asal pasangan kita bahagia." Atau ia sedang tidak benar-benar mencintai.

Dulu, ketika belum menjadi pasangan apapun yang terjadi atas seseorang kita hampir tidak peduli. Ketika seseorang itu menjadi pasangan, kita menjadi sangat peduli. Untuk apa? untuk mendapatkan yang kita inginkan, tidak ada yang lain. 

Ketika pacaran, saat kita tahu pasangan kita sakit. Luar biasa yang kita lakukan, mengantar ia ke dokter, menanyakan setiap hari pagi dan sore sudah makan belum dll. Ada apa? Kita sayang, jawaban kita. Tapi, apakah sayang kita tidak berubah menjadi benci ketika ada orang lain yang berlaku sama dan mendapatkan tempat lebih baik di hati pasangan kita? Bukankah ia mungkin lebih bahagia dengan orang itu di banding dengan kita? Masihkah kita berteguh pendirian, mencintai untuk kebahagiaan orang yang kita cintai?

Ketika masuk ke jenjang pernikahan, waktunya untuk mengekspresikan diri. Apa yang membuat kita merasa tidak seharusnya ada pada pasangan kita. Galak kah? suka ngatur ini dan itu kah? pelit kah? Stop! banyak dan akan bertambah banyak.

Bukankah egoisme kita tentang cinta adalah menerima apa adanya? kenapa kita merasa ada yang harus dihilangkan dari sikap dan perilaku pasangan kita? Jika bukan karena kepentingan kita yang mengharapkan aku harus diperlakukan seperti yang aku mau, maka rasa tidak suka dengan beberapa sikap pasangan kita seharusnya tidak ada.

Ternyata kita butuh dicintai, bukan mencintai.


Komentar