Rumah Tuan dan Nyonya

 


rumah-rumah itu menyimpan kenangannya masing-masing. Berganti masa akan ada peristiwa yang terekam di balik dinding-dinding tebalnya

Setiap kali kulewati jalan rindang itu, rumah-rumah tua di samping jalan itu selalu menyapa dengan segala cerita yang mungkin ingin ia sampaikan. Beberapa di antaranya masih terlihat bagus dengan deretan pohon palm yang bergerombol di halaman sebelah kanan. Di samping pagar terlihat banyak bunga soka yang menghitam dahan-dahannya, menyerupai sebuah belukar. 

Tepat di tengah halaman berdiri membisu pohon akasia yang sebagian dahannya yang besar telah mengering. Salah satu dahannya yang melandai terlihat ada dua utas tali dadung yang terikat dengan ujung yang sudah koyak, putus.

Aku sempat berhenti, mencoba mengundurkan waktu ke masa semarak rumah itu dengan segala aktifitasnya di tahun 1916, seperti angka yang tertera di tembok bawah atap bagian depan. 

Ada kenangan di pohon palem yang sebagian mengering, sebagian malah roboh. Pembantu waktu itu mungkin suka menggendong anak nyonya rumah di sekitar pohon palem yang pasti rindang waktu itu sambil menyuapi bubur dan bercengkrama dengan momongannya.

Di bawah pohon akasia, waktu itu. Anak-anak Tuan dan Nyonya dengan rambut tersisir rapi dan baju anak khas Eropa bergantian memainkan ayunan di ujung tali dadung yang sisanya masih terikat. Tentu saja ada kalanya mereka bertengkar memperebutkan siapa yang naik dan siapa yang mendorong ayunan itu.

Bunga soka dengan batang yang menghitam dan sebagian lapuk itu bercerita tentang nyonya rumah baju terusan warna putih, dengan renda di lengan dan lehernya duduk di atas kursi kecil di hadapan tanaman itu. Tangannya lincah memotong ranting dan daun yang tak rapi, sesekali mengamati eloknya soka yang mekar dengan kupu-kupu kumbang yang senantiasa hinggap di atasnya.

Tuan pemilik rumah bisa jadi sedang bertugas ke luar kota, atau ke luar Jawa mengingat waktu itu pemilik rumah itu pasti seorang yang sibuk mengurus pekerjaannya di Indonesia. Bisa jadi ia adalah seorang perwira dari kesatuan tentara Kerajaan Belanda atau bisa jadi ia seorang ekonom dari sebuah organisasi VOC milik Belanda. Keduanya sudah dipastikan sibuk dengan pekerjaannya.

Selama puluhan tahun, rumah-rumah itu menyimpan kenangannya masing-masing. Berganti masa akan ada peristiwa yang terekam di balik dinding-dinding tebalnya. 

Komentar